Jarum jam menunjukan
pukul 22:45, padahal baru saja sebelum ku tengok masih menunjukan angka 21:55. Hapir
sejam lebih termangu didepan layar. Aktivitas dari mengecek file-file, membuka
data dan tiba – tiba nghang... yah, tiba-tiba eror, not responding, not
responding. Sengaja ku tinggal saja layar putih buram didepan ku. Kali saja pas
sesekali aku tengok bisa sembuh seperti semula. Biar tak usah terlalu ku klik
klik tanda close tapi hasilnya nihil.
Biarlah kembali asyik
dengan novel bacaan ku sembari sesekali ku tengok tuh layar, ihh... gerutu ku
meski ga sebal-sebal amat karena emang sudah terbiasa dibuat menunggu aktivitas
not responding yang tidak nyaman ini, tapi mau tidak mau itulah ekpresi kata
yang keluar. Penunjuk waktu disudut bawah sebelah kanan, weihhh menunjukkan pukul
22:55. Hmm apa yang akan aku tulis, 30 menit lagi waktunya mempersiapkan diri ke bandara, memanjakan
tubuh dipulau kapuk, terbang landas menuju alam mimpi dimana dunia terasa
melenakan. Dimana segala cita bermula, dimana segala harapan indah menjadi
penghantar do’a, dimana segala cinta ingin bertahta dengan dambaan rindunya,
dimana bisa menenggelamkan diri dari biar dirasa tak ada masalah pelik yang
mencekik, dimana kadang rasa takut begitu membuncah, dimana terkadang perasaan
was-was kadang tertinggal hingga pas sadar, ‘apa yach arti dari mimpi ini?’
padahal malam masih bergelayut, dunia yang semu membangunkan jiwa yang terjaga.
Tepat pukul 23:00 wib.
Aku masih dengan tangan bergaya sebelas jari mengetik kata-kata untuk ku
rangkai menjadi sebuah kalimat yang ku harap bisa ku gandengkan menjadi cerita,
paling tidak cerpen.
“hooammm... “ belum
juga ide itu muncul tentang cerita apa yang ingin aku cerita kan, mbah ngantuk
sudah membukakan pintu mulutku. Seakan –akan ingin mengatakan, “cu... sudah
malam ayoh tidur, istirahat atuh, hari sudah teramat gelap”. Malam memang gelap
kalo tidak gelap ya berarti hari siang... tapi terkadang dilain musim, dimana
pagi terlihat pekat, mendung bergelayut sang surya berselimut awan mendung,
langit menyirami pucuk-pucuk dedaunan melantunkan gemercik gerimis membentuk
irama dan melodi yang mendayu-dayu. Irama kehidupan yang sesungguhnya. Lagu
peneduh jiwa yang abadi. Sebagian manusia bersyukur, tanah mereka diberkahi
hujan yang menyirami ladang, menumbuhkan benih-benih nikmat bagi sendi-sendi
kehidupan mereka. Bagi sebagian yang lain menggerutu, tanah becek, debit sungai
naik air bisa mengalir deras, takut
banjir mendadak menyerang bagai kolonial yang tak diundang, apalagi bagi mereka
yang tinggal di pinggir bantaran sungai, tak jarang musim penghujan menjadi
momok yang menakutkan. Aktivitas tersendat, jalanan becek, bagi mereka hujan
menjadikan suatu penunda. Tak jarang pula bagi sebagian yang laih bertingkah
cuek dengan hujan, bahkan mereka terus membenamkan diri bersama hujan, mereka
bersatu dengan hujan. Hujan ia terjang, tetap berjalan. Walau ratusan juta butir
tetesan menyirami seluruh pori-pori, tapi mereka tetap kokoh menerjang serangan
hujan. Tapi bagi sebagian dari mereka ada yang termangu, Duduk bersila, tiduran
atau bahkan memeluk tiang rumah, atau memojokan diri disudut-sudut emperan toko
beralaskan kardus-kardus bekas, atau beralaskan langsung dengan lantai.
Begitulah kira –kira masing – masing manusia menikmati hidup kehidupannya
tentang hujan.
Bicara lagi soal jam.
sekarang pukul 23:20. Jika menurut resep dokter tubuh, jam tidurku 10 menit
lagi. Malam smakin tenang, meninabobokan badan, jiwa dan raga yang lelah. Ahh...
barangkali aku pun perlu ikut membenahi diri, mengikuti jiwa-jiwa mereka yang
telah lebih dulu melukis cerita dialam bawah sadar mereka. Menuruti jejak –
jejak kelelahan yang butuh tempat naungan peristirahatan, memanjakan segala
urat dan syaraf, melepaskan sendi agar tak terlalu kaku. Karena Aku bukan
robot. Jika aku robot pun, robot perlu baterai, dan setahuku yang namanya
baterai juga perlu energi, dan energi perlu didapat dengan di cas, charging, atau sebagai orang normal, kita perlu tidur.
Dan tidurlah yang indah, upss.. tidurlah yang sehat, maksudnya tidurlah yang
selamat. Atau selamat tidur, tidur yang selamat, menurut sunnah ada tata cara
atau adab sebelum tidur, salah satunya ambil air wudlu, tidurlah dalam keadaan
suci, baca shalawat, baca surat-surat
pendek, al-ikhlas, an-nas, al-falaq, baca ayat kursi, dan do’a tidur, begitulah
kurang lebihnya. Dan selamat bermimpi yang indah... have nice dream...”
5 menit sudah waktu
tidurku terlambat... yah sudah, selamat tidur yah, tidur yang selamat, have
nice dream, semoga sang pemilik malam menenggelamkan segala letih dan duka yang
hari ini kita rasa, semoga aktivitas hari ini tertutup dengan kebajikan yang
kita lakukan, semoga sang pemilik pagi, sang pencipta siang dan malam
membangunkan kita dipagi hari yang indah dengan jiwa yang lebih bersemangat,
pribadi yang lebih percaya diri, pribadi yang siap melangkah menggapai sukses
yang diimpikan dan semoga hari esok terukir cerita dan cinta yang lebih indah
dan setia, juga jiwa yang damai... J , see
you tomorrow..
No comments:
Post a Comment