Monday, 16 February 2015

Contoh makalah : Perkembangbiakan Makhluk Hidup

Contoh makalah : Perkembangbiakan Makhluk Hidup

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan makhluk hidup adalah suatu proses yang terjadi pada makhluk hidup untuk menhasilkan individu baru sebagai keturunannya guna mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.Cara perkembangbiakan makhluk hidup dibedakan menjadi dua, yaitu secara kawin/ generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sperma. Dan secara tak kawin/ vegetatif, yaitu perkembangbiakn yang tidak melibatkan sel telur dan sperma, melainkan melibatkan sel tubuh. Hewan berkembangbiak antara lain dengan melahirkan, bertelur, bertelur melahirkan, bertunas, fragmentasi atau membelah diri. Tumbuhan berkembangbiak baik secara alami maupun buatan.Perkembangbiakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin) dan dengan tidak kawin, mislanya membelah diri, spora, tunas, umbi, geragih dan ajar tinggal. Perkembangbiakan tumbuhan secara buatan, misalnya stek, cangkok, runduk, dan kultur jaringan.










BAB II
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
A.                Perkembangbiakan Tumbuh
Proses perkembangbiakan pada tumbuhan dikelompokan menjadi 2 golongan, yaitu perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).  
1.                  Perkembangbiakan Tumbuhan Rendah
Tumbuhan rendah adalah sekelompok tumbuhan yang mencakup bakteri, ragi, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Tumbuhan rendah ada yang dapat melakukan perkembangan vegetatif dan atau generatif.
a.                   Perkembangbiakan Vegetatif  Tumbuhan Rendah
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan rendah dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya membelah diri, bertunas, dan dengan spora.
1)                  Membelah diri
Membelah diri umumnya dilakukan oleh tumbuhan bersel satu, seperti bakteri dan beberapa jenis ganggang.
2)                  Membentuk tunas
Cara perkembangbiakan dengan bertunas ini dapat kita jumpai pada ragi dan lumut hati.Ragi yang sering kita gunakan dalam pembuatan tape adalah saccaromyces ceevisiae. Beberapa jenis ragi berkembangbiak dengan cara membelah diri, tetapi kebanyakan berkembangbiakn dengan cara bertunas.
3)                  Membentuk spora
Spora merupakan salah satu alat perkembangbiakan yang dihasilkan oleh beberapa jenis tumbuhan rendah, seperti jamur, ganggang, lumut dan tumbuhan paku. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk spora, tetapi spora pada bakteri lebih bersifat untuk mempertahankan diri dari lingkungannya yang kurang menguntungkan daripada untuk perkembangbiakan.
Bagaimana spora dihasilkan? Spora dibentuk melalui proses pembelahan meiosis. Dengan demikian spora tumbuh diploid(2n) akan bersifat haploid(n).
b.                  Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan Rendah
Perkembangbiakan genertaif pada tumbuhan rendah dapat dilakukan dengan cara isogami, anisogami, dan konjugasi.
Isogami adalah proses perkawinan makhluk hidup dengan cara penyatuan antara dua buah gamet(sel kelamin) yang bentuk dan strukturnya sama. Clamydomonas dan Ulva merupakan jeins ganggang yang melakukan perkembangbiakan dengan cara isogami.
Anisogami adalah proses pekembangbiakan makhluk hidup dengan cara penyatuan dua buah gamet yang berbeda struktur, bentuk, maupun ukurannya. Gamet jantan disebut sperma, sedangkan gamet betina disebut ovum. Pada tumbuhan rendah anisogami antara lain terjadi pada sejenis ganggang yaitu Oeddgonium sp dan Fucus sp.
 Konjugasi adalah proses perkembangbiakan makhluk hidup melalui perkawinan antara dua individu yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Contoh yang umum pada tumbuhan adalah ganggang Spirogyra sp.
2.                  Perkembangbiakan Tumbuhan Tinggi
Tumbuhan tinggi adalah sekelompok tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, erta umumnya berkembangbiak dengan biji, karena itu tumbuhan tinggi sering disebut tumbuhan berbiji. Seperti halnya tumbuhan rendah, tumuhan tinggi pun dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan atau generatif.
1)                  Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tinggi
Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tinggi dapat terjadi secara alami maupun buatan. Vegetatif alami terjadi di alam tanpa campur tangan manusia, sedangkan vegetatif buatan sengaja dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidunya.
a.                   Perkembangbiakan vegetatif alami pada tumbuhan tinggi
Perkembangan vegetatif  ini dapat terjadi melalui bebrapa cara, antara lain sebagai berikut:
1.                  Akar tinggal ( rizoma )

Umbi lapis Rizhoma adalah batang yanag tumbuh menjalar di dalam tanah. Pada setiap buku rizhoma tanaman tersebut dapat tumbuh tunas baru yang kemudian akan menjadi tanaman baru. Contohnya : Sanseviera, jahe, kunyit dan temulawak.
2.                  Umbi lapis
Umbi lapis merupakan bagian tanaman yang tumbuh membengkak di dalam tanah karena menyimpan cadangan makanan. Tunas akan tumbuh pada bagian batang yang biasa disebut siung. Contohnya bawang bombay, bawang daun, dan tumbuhan lain yang termasuk bawang-bawangan.
3.                  Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang membengkak di dalam tanah dan berisi cadangan makanan. Pada bekas ruas-ruas batang terdapat lekukan yang berisi mata tunas. Contohnya ubi jalar dan kentang.
4.                  Geragih
Geragih yaitu batang yang umumnya menjalar di permukaan tanah, meskipun ada pula yang menjalar di dalam tanah. Contoh yang umum kita jumpai adalah pegagan ( antanan ), arbei, dan rumput teki.
5.                  Tunas
Tunas adalah calon tumbuhan baru yang tumbuh dari bagian batang yang memiliki bakal tunas. Contohnya pakis haji, bambu, tebu, dan tanaman pisang.
6.                  Tunas adventif
Disebut juga tunas liar karena tunas ini tumbuh bukan pada bagian batang. Contohnya cocor bebek, cemara, kersen, sukun dan kesemek.
b.                  Perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan tinggi
Perkembangbiakan aseksual pada tumbuhan tinggi yang sengaja dilakukan oleh manusia dengan tujuan untuk kesejahteraan manusia.contohnya dengan cara menyetek, mencangkok, menyambung, merunduk, dan menempel.
1.                  Menyetek
Stek yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan ada stek daun. Contoh stek batang : singkong, ketela rambat, sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun : cocor bebek
2.                  Mencangkok
Mencangkok yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayu nya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contohnya : jeruk, jambu, mangga, rambutan dan umbuhan berkambium lainnya.
3.                  Menyambung
Menyambung ( mengenten/kopulasi ) yaitu menggabungkan bagian tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik.
4.                  Merunduk
Merunduk yaitu dengan merundukkan batang/cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru, contohnya : apel, alamanda,kaca piring dan sebagainya.
5.                  Menempel
Menenmpel atau okulasi yaitu dengan menempelkan mata tunas dari satu tunas ke mata tunas tanaman  lain yang sejenis.
2)                  Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan tinggi
Tumbuhan tinggi atau tumbuhan berbiji dikelompkkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan berbiji terbuka ( Gimnospermae ) dan tumbuhan berbiji tertutup ( Angiospermae ).
a.                   Perkembangbiakan generatif pada Gimnospermae
Alat kelamin jantan dan betina pada Gimnospermae umumnya terpisah, Contohya pada tumbuhan pinus, sel telur dibentuk pada conus jantan yang ukurannya lebih kecil dibandingkan conus betina. Fertilisasi terjadi jika inti dari serbuk sari bersatu dengan sel telur dan membentuk zigot. Zigot selanjutnya membentuk embiro yang terdapat dalam biji. Pembuahan pada Gimnospermae disebut pembuahan tunggal karena satu inti sperma membuahi satu sel telur.
b.                  Perkembangbiakan generatif pada Angiospermae
Alat perkembangbiakan pada Angiospermae berupa bunga yang terdiri atas benang sari sebagai alat perkembangbiakan jantan dan putik sebagai alat perkembangbiakan betina.
Pembuahan pada Angiospermae disebut pembuhan ganda, karena inti sperma tidak hanya satu melainkan ada dua buah. Inti yang satu membuahi inti sel telur sedangkan yang lainnya membuahi dua inti kandung lembaga sekunder ( inti polar ) membentuk jaringan endosperma yang triploid dan berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio.

B.                 Perkembangbiakan pada Hewan dan Manusia
Seperti halnya tumbuhan, hewan pun dapat kita kelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi. Hewan tingkat rendah sering disebut invertebrata sedangkan hewan tingkat tinggi disebut vertebrata.
1.                  Perkembangbiakan pada Hewan Rendah
Hewan tingkat rendah dapat melakukan perkembangbiakan Vegetatif dan atau Generatif.
1)      Perkembangbiakan Vegetatif  pada Hewan Rendah
Perkembangbiakan Vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membelah diri, membentuk tunas, dan fragmentasi.
a)      Membelah diri : contohnya pada Amoeba, Paramaecium, dan Euglena.
b)      Bertunas : contohnya pada Hydra sp dan ragi (saccharomyces).
c)      Fragmentasi : yaitu denga cara memotong-motong tubuhnya, contoh : algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih
2)      Perkembangbiakan Generatif  pada Hewan Rendah
Perkembangbiakan Generatif  hewan tingkat rendah dapat dilakukan dengan cara antara lain :
a)    Konjugasi
Konjugasi adalah perkembangbiakan generatif pada makhluk hidup yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Pada perkembangbiakan ini terjadi pertukaran sejumlah materi inti antara satu individu dengan individu  lainnya. Contoh yang paling umum adalah paramaecium. Dalam keadaan biasa hewan ini melakukan perkembangbiakan secara vegetatif, yaitu dengan cara membelah diri. Dalam keadaan tertentu hewan ini berkurang kemampuannya untuk membelah, maka konjugasi menjadi pilihan terakhir untuk memulihkan kemampuannya untuk berkembangbiak secara vegetatif.
b)    Heterogami (anisogami)
Cara perkembangbiakan yang mempertemukan dua buah sel kelamin yang berbeda, baik bentuk, ukura,  maupun tingkah lakunya. Sel kelamin jantan disebut sperma sedangkan sel kelamin betina disebut ovum (sel telur). Cara perkembangbiakan seperti ini pada hewan rendah dapat kita jumpai antara lain pada hydra, paramaecium, cacing, dan serangga.
2.                  Perkembangbiakan pada Hewan Tingkat Tinggi
Pada hewan tinggi pembuahan (fertilisasi) terjadi di luar atau di dalam tubuh induk betinanya. Hewan yang melakukan pembuahan di luar, antara lain ikan dan amfibi, sedangkan reptil, burung dan mamalia pembuahannya di dalam.
1)    Pembuahan di luar (fertilisasi eksternal)
Disebut pembuahan di luar, karena pertemuan antara sperma dengan sel telur terjadi di luar tubuh induk betinanya. Pembuahan seperti ini umumnya terjadi dpada hewan-hewan yang hidup di air. Telur dan sperma sama-sama dikeluarkan di dalam air. Selanjutnya sperma akan bergerak menuju sel telur dan terjadilah proses pembuahan. Misalnya pada katak dan ikan.
2)    Pembuahan di dalam (fertilisasi internal)
Pembuahan di dalam adalah proses pertemuan antara sperma dengan sel telur yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Misalnya pada reptilia, durung dan manusia.
3.                  Perkembangbiakan pada Manusia
Alat kelamin jantan pada manusia trediri atas sepasang testis yang terletak pada skrotum, saluran sperma (epididimis dan vas deferens), dan penis.
Alat kelamin betina pada manusia juga tidak berbeda dengan manusia lainnya, yaitu terdiri atas sepasang ovarium, sepasang saluran telur (oviduct), rahim (uterus), dan vagina. Sperma dihasilkan di dalam setiap testis dan sperma ini dibentuk setelah orang tersebut menginjak masa akil balig (masa pubertas).
Ada dua jenis hormon utama yang bekerja bersama proses pembentukan sperma. Pertama adalah hormon yang berupa protein yang dilepaskan otak. Hormon ini menyebabkan sel-sel leydig yang ada di dalam testis aktif menghasilkan hormon testosteron. Testosteron beserta hormon otak lainnya merangsang perkembangan sel sperma. Jumlah testosteron yang meningkat di dalam aliran darah akan mencapai otak dan menghambat pengeluaran hormon otak. Akibatnya jumlah hormon testosteron di dalam darah akan menurun secara perlahan-lahan. Jika jumlah tetosteron mencapai jumlah minimal, maka hormon otak akan dihasilkan lagi. Mekanisme seperti ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan hormon di dalam darah.
Bagaimana sel telur dihasilkan dan bagaimana pula pengaturan hormonnya?
Seperti kita ketahui bahwa sel telur dihasilkan di dalam ovarium. Pematangan sel telur pada ovarium diatur oleh hormon otak. Pembentukan sel telur berhubungan erat dengan siklus menstruasi pada seorang wanita. Siklus menstruasi pada umumnya sekitar 28 hari.
Pada setiap siklus, dinding uterus (endometrium) mengalami penebalan sebagai persiapan untuk kehamilan. Selanjutnya ovarium melepaskan sel telur yang dikenal dengan istilah ovulasi. Jika sel telur yang dilepas ke oviduct tadi tidak dibuahi, maka terjadilah peluruhan dinding uterus yang disertai pendarahan yang disebut menstruasi.
Jika sel telur yang telah diovulasikan itu dibuahai oleh sperma, mka terbentuklah zigot. Zigot mengalami pembelahan sambil bergerak menuju rahim. Pada hari ke 7 embrio mulai berimplantasi (menenamkan diri pada dinding uterus). Selanjutnya embrio tumbuh menjadi fetus yang dihubungkan ke tubuh ibu dengan perantaraan plasenta.
Pada saat bayi akan lahir akan melepaskan diri dari tubuh induknya dan dengan kontraksi otot uterus maka bayi akan didorong keluar.
Pada saat bayi akan lahir, maka bayi mengirimkan sinyal pada tubuh ibunya Tubuh ibu selanjutnya menghasilkan hormon, yang akan merangsang  kontraksi uterus, kontraksi uterus akan merangsang lebih banyak pengeluaran hormon perangsang kontraksi uterus, sehingga kontraksi uterus semakin sering terjadi. Pada akhirnya bayi akan dilahirkan.
                













BAB II
PENUTUP

            Perkembangbiakan pada hewan rendah dapat terjadi baik secara vegetatif maupun generatif. Cara perkembangbiakan vegetatif pada hewan rendah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: membelah diri (amoeba, paramaecium da auglena), bertunas (hydra0, dan fragmentasi (palanaria dan linckia). Sedangkan perkembangbiakan generatif pada hewan rendah dapat dilakukan dengan cara konjugasi (paramaecium, dan heterogami (hydra dan cacing tanah).
            Perkembangbiakan pada hewan tingkat tinggi hanya terjadi secara generatif. Pembuahan pada hewan tingkat tinggi digolongkan menjadi 2 golongan besar, yaitu pembuahna di luar (ikan dan amfibi), dan pembuahan di dalam (burung, reptil, mamalia termasuk manusia).
            Demikianlah pembahasan makalah dari kami mengenai materi perkembangbiakan makhluk hidup. Smoga bermanfaat untuk para pembaca dan khususnya penulis. Kami mengharapkan Saran,  kritikan maupun masukannya demi kesempurnaan tulisan kami.










DAFTAR PUSTAKA


Sumardi, Yosaphat, dkk (2007) . Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka

No comments:

Post a Comment