La Tahzan For Working Mother
Ibu bukanlah sekedar kata sebutan yang mempunyai arti sempit sebagai wanita yang telah melahirkan kita.
Beliau adalah sosok wanita yang sangat mulia. Betapa tidak, segenap cintanya beliau curahkan untuk mengasuh, merawat putra - putrinya, suami juga keluarga serta berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa seorang wanita lebih pantas tinggal di rumah saja, mengurusi suami, anak juga keluarganya. Namun, semakin dinamis nya dunia, membuat kekuatan para ibu ( wanita ) diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk dunia profesi. Terlebih bila ia mengalami masalah sosial ( seperti suami/ ayah yang tidak dapat memberi nafkah keluarga ) yang mau tidak mau mengharuskannya bekerja diluar rumah disamping harus menjalani perannya sebagai seorang ibu dalam rumah tangganya. Maka tampillah seorang wanita sebagai ibu guru, dosen, dokter, ahli teknik, jurnalis hingga manajer dan anggota dewan.Secara langsung tidak langsung membuat daftar makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah selain menjalani peran sebagai sebagai ibu bagai anak - anaknya dan seorang istri bagi suaminya. Belum lagi jika soal eksistensi dijadikan alasan.
Dengan karakternya yang khas, seorang ibu bekerja tentu berbeda dengan ayah yang bekerja ( pasti ! ) perannya yang besar dalam rumah tangga, membuat seorang ibu harus bisa membagi dirinya dalam berbagai fungsi. Disini lah terjadi tarik menarik, tantangan, dilema dan masalah yang melingkupi ibu yang bekerja. Bagaimana ia harus bisa berkompromi dengan keluarga, mengatur waktu berinteraksi dengan rekan kerja dan lingkungan sosial,, memahami eksistensi dan keberadaan dirinya sebagai individu plus sebagai istri, ibu dan anggota masyarakat.
Dalam syarah muslim 8/331 para ulama mengemukakan alasan mengapa ibu lebih diutamakan ( hingga 3x ) diantaranya karena keletihan yang dia alami, curahan perhatiannya kepada anak-anak dan pengabdiannya. Ya pengabdian. pengabdian seorang ibu yang sering kali diluar batas logika, diluar hitungan matematis ketika kita berbicara angka demi angka, bahkan diluar analisa psikologis, saat seorang ibu menjalani multi peran, termasuk kala seorang ibu menjadi penyokong nafkah keluarga ( baik utama maupun membantu ), pernahkah kita berpikir sejauh itu ?
Bukalah mata lebih lebar, Ibu, hanya satu kata, tapi tak akan habis di selami maknanya, takkan habis runut perannya. Terlebih bagi seorang ibu yang harus berperan untuk dunia luar. Membuat kita menyadari betapa ibu adalah nafas kehidupan, bahwa Ibu adalah peradaban, sehingga surga pun berada dibawah telapak kaki ibu, dan baginda rasulullah SAW pun menyuruh kita mengutamakan ibu hingga tiga kali kemudian baru ayah.
Dalam kehidupan ini takkan terlepas dari peranan seorang ibu yang begitu penting, tidak hanya dalam mendidik, menanamkan benih - benih kasih sayang, kelembutan dan kehangatan bagi keluarga, tapi dibalik kelembutan hati seorang ibu tersimpan jiwa yang kuat dan tangguh dalam menopang generasi masa depan. Subhanallah... yang telah menciptakan wanita ( terlebih seorang ibu ) dan menjadikannya rasa kasih sayang bagi dan untuk kehidupan ini.
No comments:
Post a Comment