Saturday, 14 February 2015

*Asin 
Namanya Imah, Imah pelupi. karena ia pelupa. Dia bisa lupa lebih dari 17 kali sehari, dari hal sepele sampai yang gede. Beberapa jam yang lalu Imah salah pulang, ia masuk kontrakan tetangganya yang bercat sama dengan kontrakan yang ditempatinya. Ijo. Warna hati Imah yang selalu sabar dengan sifat pelupanya. Dia juga lupa, hendak membeli sayuran tapi perginya ke toko material. Alhamdulillah, Imah tak pernah lupa dengan wajah suaminya, Mas Gun. 
Hari ini Imah ingin memasak menu makan siang ala Prancis, Prapatan Cimanggis kesukaan suaminya. Sayur bayam, sambal terasi, mujaer goreng dan rambak. Malangnya, Imah lupa lagi. Ia hanya membeli bayam dan rambak. 
“ Sayur bayam rasa air laut”. Komentar singkat Mas Gun. 
“Mas kan sudah bilang beli lauk matangnya saja, jangan masak sendiri”. 
Dengan sepiring nasi dan dua bungkus rambak ia berlalu ke ruang tengah menyalakan radio. Imah tertegun mencicipi masakannya yang asin ga ketulungan. Dia terlalu banyak menambahkan garam sampai empat sendok makan lebih, dan itu karena lupa. lagi lagi lupa seperti masakan di hari-hari sebelumnya. Imah sangat sedih dan kecewa terhadap bayangannya di cermin. Bergegas ia ke pekarangan belakang rumah sebelum mendekati suaminya. 
 “Itu sayur sudah asin, kenapa kau bawakan lagi garam?” Mas Gun heran melihatnya membawa semangkok bayam, garam dan air panas. Imah masih tertunduk, antara malu, bersalah dan kecewa. Padahal dia ingin sekali memanjakan lidah suaminya. 
Air panas buat nambahin kuah, garamnya buat nambahin kalau nanti kurang asin. Kalau mas ga mau.... ini waribang”. Imah tertunduk lesu seraya menyodorkan setangkai sepatu. 
 “Ma’afin kelalaian Imah. Imah akan berusaha tidak lupa agar masakannya ga keasinan lagi. Imah pengin Mas Gundul makan masakannya Imah.” Kata Imah polos, membuat ia terlihat makin anggun didepan suaminya. 
Mas Gun tersenyum, hatinya luluh dengan maksud perhatian Imah. 
“ Iya, mas ma’afin. Makasih untuk bunganya. Tapi mas maunya Imah suapin ”.
Imah  bahagia akhirnya mas Gun mau memakan sayur bayamnya. Tiada henti ia berdo'a agar senantiasa dapat melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri, melayani suaminya dengan baik dan penuh kasih sayang. sebagaimana mas Gun yang telah sabar menyayangi dan menerima kekurangannya. 

No comments:

Post a Comment