Wednesday, 11 February 2015

Valentine Day: Sejarah dan Valentine day dalam pandangan islam

Valentine Day: Sejarah dan Valentine day dalam pandangan islam

Hi guys,...  Menjelang pertengahan Februari ini banyak yah kita temui jargon-iklan-simbol untuk mempromosikan Valentine. Berbagai tempat hiburan dari diskotik (disko/klub malam), hotel-hotel, organisasi maupun kelompok-kelompok kecil ramai berlomba-lomba menawarkan acara untuk memeriahkan Valentine. Apalagi dengan dukungan dan pengaruh media massa, seperti surat kabar, radio maupun televisi, yang mau tidak mau kita juga turut dicekoki (dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

Sebenarnya kalian tau gak sich, asal mula, asal muasal atau sejarah Valentine, Valentine itu apa, siapa dan seperti apa? Hayoo, tahu sejarahnya gak?, atau cuma asal ikut-ikutan trend doang, cuma nebeng biar dikatakan gaul? Gak ketinggalan zaman gitu?. Jangan Cuma asal ngekor doang tapi gak tahu sejarahnya.

Mari kita renungkan firman Allah SWT :

dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya. (Q.S Al-Isra : 36).

 “Hari Kasih Sayang atau Valentine Day” yang dirayakan oleh orang-orang Barat kini amat populer dan merebak hingga di pelosok Indonesia. Jika dulu hanya muda-mudi kota-kota besar seperti Jakarta yang mengenal dan merayakannya, kini sudah merambah muda-mudi di desa-desa kecil. Valentine Day tidak saja dikenal oleh remaja tetapi sudah dikenal dan dirayakan oleh anak-anak SD.  -_- Apakah kalian juga ikut merayakannya?

Miris, ironis jika kita mendengar bahkan kita sendiri “terjun” dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. So, jangan sok-sok-an ng-ikutan trend budaya orang barat.  Yuks, kita cari tahu saja sejarah asal mula adanya perayaan Valentine dan bagaimana pandangan islam terhadap perayaan Valentine. Sebelumnya mohon ma’af bila ada salah kata, tujuan dari tulisan ini saya ingin mengajak teman-teman muslim, akhy wa ukhty agar tidak terjerumus pada budaya barat yang keblinger, salah kaprah.

Sejarah Valentine

Ensiklopedia Katolik menyebut tiga riwayat berkaitan Valentine :

Pertama, St Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino yang kematiannya pada 14 Februari 269 M karena eksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II (265-270). Eksekusi yang didapatnya ini karena perbuatannya yang menentang ketetepan raja, memimpin gerakan yang menolak wajib militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, yang hal tersebut justru dilarang. Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer.

Kedua, valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia meninggal karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai orang yang suci.

Ketiga, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir (dalam islam disebut “syuhada,- oleh orang-orang kristen (katolik) diberi gelar sebagai orang suci (santo)) terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.

Dari tiga versi tentang asal dari perayaan hari Valentine ini, yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang di yakini hidup pada masa Raja Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. St Valentine dibunuh karena pertentangannya dengan penguasa Romawi. Untuk mengenang St Valentine, yang diangap sebagai simbol keberanian, para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai “hari Valentine”.  jelaslah hari Valentine adalah perayaan agama Nasrani atau penganut Kristian yang bertujuan untuk mengenang salah seorang tokoh mereka.

Menurut versi lain, pada masa Romawi kuno, tanggal 14 Februari merupakan hari raya untuk memperingati dewi Juno, dewi Juno adalah ratu dari segala dewa dan dewi, orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa dewi Juno adalah dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan dewi cinta.

Pada tanggal 14 Februari orang-orang Romawi mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno dengan cara memisahkan kaum laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja perempuan ditulis pada potongan kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol, setelah itu para laki-laki mengambil satu kertas, setiap laki-laki akan mendapatkan pasangan sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut, bila kemudian mereka ada kecocokan mereka akan melangsungkan pernikahan dihari-hari berikutnya.

Ucapan “Be My Valentine”

Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata itu ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be myValetine”, hal ini berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik, artinya menyekutukan Allah SWT.

Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut Tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merusak “akidah” muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan (bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

Valentine di Indonesia
Valentine’s Day disebut ‘Hari Kasih Sayang’, disimbolkan dengan kata “Love”. Padahal kalau kita mau mencermati, kata ‘kasih sayang’, dalm bahasa inggris bukan ‘love’ tetapi ‘affection’. Makna ‘Love’ sesungguhnya adalah sebagaimana sejarah lupercalia pada masa masyarakat penyembah berhala, yaitu sebuah ritual seks/perkawinan. Jadi Valentine’s Day memang tidak memperingati  hari kasih sayang tapi memperingati love/cinta dalam arti seks, atau dengan bahasa lain, Valenite’s Day adalah ‘hari seks bebas’. Dan pada kenyataannya tradisi seks bebas inilah yang berkembang saat ini di Indonesia. Padahal di Eropa sendiri tradisi ini mulai ditinggalkan. Maka, semua ini adalah upaya pendangkalan akidah bagi generasi muda islam.

 Dalam Konferensi Misionaris di kota Quds (1935), Samuel Zweimer, seorang Yahudi yang menjabat direktur organisasi misi kiristen, menyatakan, “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum muslim sebagai seorang Kristen, namun mengeluarkan seorang muslim dari Islam agar tidak jadi orang yang tidak berakhlak sebagaimana seorang muslim. Tujuan kita adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”.

Pandangan Islam tentang Valentine

Sebagai muslim tanyakan pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontoh begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari islam?

Mari kita renungkan firman Allah SWT :

dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya.” (Q.S Al-Isra : 36).

“orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Q.S Al Baqrah:120).

Oleh karena itu Islam melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada kepercayaan yang lain atau dalam Islam disebut “Tasyabbuh”.

 Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Imran : 85 :
 “barang siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa menyerupai satu kaum, maka dia termasuk dalam golongan mereka. ( Hadist riwayat Abu Dawud, 3512). Dalam hadist tersebut, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk meniru budaya orang bukan islam dan bagi mereka yang meniru budaya itu ditakuti mereka akan tergolong bersama kaum tersebut.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

 “kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan kepada Rasulullah SAW-, “Apakah mereka itu mengikuti  seperti persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “selain mereka Rasulullahka lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari no. 7319)
Sudah berapa jauh kita mengayunkan langkah mengelu-eluhkan (memuja-muja) valentine day? Sudah semestinya kita menyadari sejak sejak dini (saat ini),agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita iri hati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman & Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun, dan bukan pula dibungkus dengan haa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan ‘alternatif’terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.

No comments:

Post a Comment