Sunday, 13 April 2014

KISAH PENJUAL TEMPE




Ada sebuah kampung dipedalaman tanah Jawa. Disana ada seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadah. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Itu merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyambung hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.
Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba – tiba dia sadar dengan tempe yang dibuatnya dari kacang soya hari itu masih belum menjadi, separuh jadi ( belum masak ). Biasanya tempe beliau telah masak sebelum bertolak. Diperiksanya beberapa bungkus yang lain. Ternyata kesemuanya juga belum masak.
Perempuan tua itu merasa sangat sedih sebab tempe yang masih belum jadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, ia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu ia pun mengangkat kedua tangannya sambil berdo’a, “ Tuhan, aku memohon kepada –Mu agar kacang soya ini menjadi tempe.Amin “ begitulah do’a ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahwa Tuhan pasti mengabulkan do’anya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun membuka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang soya menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang itu masih kacang soya.
Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin do’anya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula berdo’a lagi. “ Tuhan, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagi-Mu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencaharianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang soyaku ini menjadi tempe, Amin”.
Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan itu. Apakah yang terjadi ? Dia terpaku dan heran sebab tempenya masih tetap begitu!!. Sementara hari pun semakin siang sudah tentu pasar sudah mulai ramai didatangi orang. Dia tetap tidak kecewa atas do’a nya yang belum terkabul. Walau bagaimana pun karena keyakinannya sangat tinggi dia bertolak untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.
Perempuan tua itu pun berserah pada tuhan dan meneruskan perjalanan ke pasar sambil berdo’a dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi semasa perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a. “Tuhan, aku percaya, engkau akan mengabulkan do’aku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, engkau karuniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini.Amin “. Lalu dia pun berangkat. Disepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca do’a didalam hatinya. Sesampainya di pasar dia segera meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin tempenya yang sekarang pasti sudah masak. Dengan hati yang berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada. Perlahan – lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum menjadi !!. dia pun kaget dan menarik nafas dalam – dalam. Dalam hatinya sudah mulai merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan karena do’anya tidak dikabulkan. Dia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan kepadanya. Padahal inilah satu-satunya puncak rezekinya dari hasil jualan tempe. Dia akhirnya Cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia merasa bahwa tidak akan ada orang yang akan membeli tempe yang baru setengah jadi.
Sementara hari pun semakin petang dan pasar sudah muali sepi,para pembeli sudah mulai berkurang. Dia melihat teman-teman sesama penjual tempe. Tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tidak ada hasil jualan yang bia dibawa pulang. Namun, disudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahwa pada hari itu tidak akan mendapat penghasilan langsung. Namun dia tetap berdo’a untuk terakhir kali, “ Tuhan, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempe ku yang belum masak ini.” Tiba – tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita.
“ ma’af ya mbok, saya ingin bertanya. Adakah orang yang menjual tempe yang belum menjadi ? dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi belum juga ketemu.” Dia termenung dan terpinga – pinga seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelm dia menjawab sapaan wanita didepannya itu, cepat-cepat ia berdo’a didalam hatinya “ Tuhan, saat ini aku tidak mau tempe ini menjadi masak lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin.” Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah gembiranya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi ( belum masak )! Dia pun merasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan.
Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum masak itu. Sebelum wanita itu pergi, dia sempat bertanya pada wanita itu, “ mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?” wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang kini berada di Inggris ingin makan tempe dari desa. Membayangkan tempe itu akan dikirim ke Inggris, si ibu tadi  akhirnya membeli tempe yang belum jadi supaya apabila sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti tempe itu sudah tidak bagus lagi dan rasanya kurang sedap. Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya do’anya sudah dikabulkan oleh Tuhan... :-)

No comments:

Post a Comment